Minggu, 04 November 2012

TEKNIK SMASH BOLA VOLI


Smash adalah pukulan yang utama dalam melakukan penyerangan ke daerah lawan.
Beberapa faktor lain yang mempengaruhi dalam permainan bola voli adalah aspek bilogis yang terdiri atas potensi atau kemampuan dasar tubuh, fungsi organ tubuh, postur tubuh dan struktur tubuh serta gizi, dan aspek psikologis, intelektual atau kecerdasan, motivasi, kepribadian, serta koordinasi kerja otot dan saraf. Sedangkan faktor pendukung smash yaitu pemberian bola pada smasher yang bersangkutan serta blok. Blok merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis serangan lawan. Pada posisi empat dan dua serangan pada umumnya dilakukan dengan bola-bola tinggi, efektif menghasilkan angka. Umpan bola tinggi membentuk daerah sasaran lebih luas sehingga memudahkan smasher untuk menempatkan bola ke daerah sasaran yang diinginkan. Sedangkan pada posisi tiga serangan yang dilakukan dengan bola-bola sedang dan pendek lebih efektif menghasilkan angka karena pola serangan menjadi lebih cepat dan mempersulit lawan untuk melakukan antisipasi datangnya bola.
Smash dapat dilakukan dari semua posisi. Posisi empat, tiga dan dua, posisi ini yang sering dipergunakan untuk menyerang. Dari ketiga posisi tersebut seorang pelatih/guru harus memperhatikan tingkat kesulitan dan posisi yang paling efektif untuk menghasilkan angka sehingga mampu menyusun tim berdasarkan tipe-tipe pemain secara tepat. Tipe-tipe pemain dalam permainan bola voli itu antara lain tipe pemain penyerang, tipe pemain bertahan, tipe pemain pengumpan, tipe pemain serba bisa.
Untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan olahraga menjadi salah satu alat pendidikan. Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang diajarkan dan menjadi cabang olahraga pilihan diseluruh jenjang sekolah. Sekolah harus memberikan prioritas kepada permainan bola voli yang mungkin dilaksanakan di sekolah serta bermanfaat bagi diri anak didik. Metode mengajar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pembelajaran, walaupun tidak selalu tepat untuk masing-masing kopetensi.
Keberhasilan suatu pembelajaran atau pelatihan sangat dipengaruhi oleh, metode, guru, siswa dan sarana prasaranan yang tersedia. Berkaitan dengan hal itu diharapkan para guru dapat mencari dan menciptakan metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa maupun peralatan yang tersedia, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Kecakapan guru dalam menyampaikan pembelajaran harus dapat membangkitkan motivasi, mengevaluasi dan menganalisa hasil latihan serta kemampuan guru sendiri dalam menguasai materi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan.
Sedangkan siswa juga harus diperhatikan akan tingkat  kebugaran jasmaninya, bakat dan minat, tingkat kecerdasan dan jenis kelamin. Yang tidak kalah penting adalah tersedianya sarana dan prasarana yang mencukupi, dengan alat yang cukup akan memberi kesempatan anak untuk dapat melakukan latihan lebih banyak. Dari pengalaman di lapangan mengajarkan kompetensi bola voli dengan sub kopetensi smash ternyata banyak siswa yang mengalami kesulitan/kegagalan. Hal ini dapat dilihat dari hasil, tidak semua siswa dapat melakukan smash dalam permainan bola voli dengan tingkat keberhasilan baik. Di lingkungan masyarakat sulit untuk mendapatkan smaher-smasher yang tangguh, dapat melakukan smash dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.
Beberapa faktor yang menentukan keberhasilan seseorang dalam melakukan smash adalah timing/ketepatan, meliputi :
a)      Ketepatan saat melakukan awalan,
b)      Ketepatan saat meloncat,
c)      Ketepatan saat memukul bola.
Ketepatan dalam mengantisipasi terhadap datangnya bola, sangat berpengaruh terhadap tahapan dalam melakukan smash, sehingga semua tahapan dalam melakukan smash dapat dilakukan dengan tepat. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh orang yang mampu melakukan gerakan antisipasi dengan sumber/obyek gerakan, lepas dari sumber gerak itu sendiri (gerakan terbuka). Gerakan terbuka merupakan gerakan yang terjadi dipengaruhi oleh obyek yang terdapat atau berasal dari luar tubuh, di luar pengendalian diri. Gerakan ini memerlukan ketepatan koordinasi antara otot, saraf dan indra.
Persepsi kinestetik merupakan kemampuan menggerakkan bagian-bagian tubuh atau keseluruhan tubuh dalam melakukan gerak otot yang mengacu pada indra yang ada pada otot. Pernyataan ini dapat diartikan bahwa kemampuan koordinasi sangat dipengaruhi dengan tingkat kepekaan dalam menggunakan indera-indera yang terdapat dalam otot-otot. Koordinasi merupakan kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh, seseorang dikatakan mempunyai koordinasi baik bila mampu bergerak dengan mudah, dan lancar dalam rangkaian gerakan, iramanya terkontrol dengan baik, serta mampu melakukan gerakan yang efisien.
Smash merupakan serangkaian gerakan terbuka  yang meliputi saat awalan, saat melompat, saat memukul bola dan saat mendarat. Keberhasilan smash sangat dipengaruhi  oleh kemampuan kordinasi dan tingkat kepekaan menggunakan indera. Dari permasalahan yang muncul di atas, maka kami bermaksud akan mengadakan pembahasan mengenai hubungan antara tingkat persepsi kinestetik dengan keberhasilan smash. Dengan alasan smash merupakan salah satu senjata pamungkas dalam penyerangan untuk memenangkan setiap set dalam permainan bola voli.
3. Tahapan Smash Pada Bola Voli
Smash adalah tindakan memukul bola ke bawah dengan kekuatan besar, biasanya meloncat ke atas, masuk ke bagian lapangan berlawanan. Hal itu dapat dilihat dari kerasnya bola yang dihasilkan bahwa teknik smash datangnya bola lebih keras dan lebih menyulitkan bagi penerima bola. Semua sikap memukul bola ke daerah lawan kecuali servis dan blok adalah merupakan pukulan serangan. Ada tiga metode penyerangan yang semuanya menjadi efektif yaitu melakukan tip : spike, pelan dan smash, keras. Teknik smash digunakan sebagai senjata untuk menyerang dan mengumpulkan angka dalam permainan bola voli. Mengingat pentingnya hal tersebut maka pelaksanaan teknik smash dalam pertandingan harus efektif. Ada beberapa macam smash menurut macam umpannya yaitu :
a)      Smash normal,
b)      Smash semi,
c)      Smash push,
d)      Smash pull,
e)      Smash pull jalan,
f)        Smash pull straight,
g)      Smash cekis,
h)      Smash langsung, dan
i)        Smash dari belakang.

DAFTAR PUSTAKA
http://totalfitness.hypermart.net/art_pics/bench3.jpg[/img
Suharno. 1982. Teknik Permainan Bola Voli, Bandung: Arkola
Wiyoto, Puji. 2005. Kesehatan Tubuh Manusia, Jakarta: Adikarya Cipta

Cara Mencegah Penyakit Ginjal

 - Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi. Ginjal dianggap mengalami kegagalan secara mendadak atau biasa disebut acute renal failure kalau ginjal tersebut tidak bisa berfungsi secara mendadak.
Gagal ginjal mendadak biasanya dapat disembuhkan dengan obat, dialisa atau cuci darah. Kalau pembersihan ginjal seperti ini berhasil, biasanya penderita akan sembuh kembali dan ginjal akan berfungsi secara normal. Namun gagal ginjal pada umumnya terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun. Sehingga apabila tanda-tanda tersebut dapat diketahui secara dini, penderita bisa mendapatkan bantuan. Berikut ini akan dibahas Tips kupas tuntas mencegah penyakit ginjal:

Tips Mencegah Penyakit Ginjal
A. Mengenali Gejala Gagal Ginjal. Penyakit ginjal sering menyerang tanpa adanya keluhan sama sekali dari penderitanya. Penyebab gagal ginjal yang utama disebabkan oleh diabetes, sedangkan penyebab gagal ginjal yang kedua adalah penyakit genetik seperti kelainan kekebalan, cacat lahir dan sebab-sebab lainnya. Berikut ini adalah gejal-gejala penting yang berkaitan dengan menurunnya daya kerja ginjal yang berpotensi menjadi penyakit gagal ginjal:

1. Penimbunan Sampah Dalam Darah. Hal ini ditandai dengan kelelahan, sekujur tubuh terasa sakit-sakitan, gatal, kram, mudah lupa, susah tidur, mual-mual, tidak ada nafsu makan, daya tahan tubuh terhadap infeksi sangat berkurang.

2. Masalah Keseimbangan Cairan. Penimbunan cairan dengan tanda-tanda pergelangan kaki an juga wajah membengkak. Sebaliknya, pengeringan cairan bisa ditandai dengan mata yang sangat cekung, mulut kering, hampir tidak ada lendir dalam mulut.

3. Gangguan Hormon. Dengan berkurangnya daya kerja ginjal bisa menyebabkan ginjal menghasilkan lebih banyak hormon atau ekstra hormon. Akibatnya, akan menambah hormon tekanan darah. Sebaliknya, hormaon-hormon yang lain menjadi berkurang produksinya. Hal ini menyebabkan tubuh kekurangan darah, lelah dan juga tulang rapuh.

B. Mencegah Gagal Ginjal. Seseorang yang diyakini mempunyai gejala sakit ginjal tidak perlu risau. Kehidupan normal masih tetap dapat dijalani dengan baik. Bahkan dianjurkan untuk tetap berolah raga dengan teratur dan makan dengan makanan yang wajar. Untuk menghindari rusaknya ginjal, Anda bisa mencegahnya melalui cara-cara berikut ini:

1. Olah Raga. Lakukan olah raga secara rutin dan teratur. Olah raga yang teratur -tidak terlalu berat- akan lebih berdampak positif bagi tubuh dibandingkan dengan olah raga berat namun tidak teratur. Misalnya Anda bisa melakukan jalan santai setiap pagi atau bersepeda 1-2 jam setiap minggu.

2. Berhenti Merokok. Dilihat dari sudah pandang manapun merokok akan selalu merugikan tubuh Anda.Karena rokok dengan kandungan nikotinnya dalam proses jangka waktu lama akan merusak organ-organ penting tubuh Anda, baik paru-paru, kulit, jantung maupun ginjal.

3. Kurangi Makanan Berlemak. Makanan berlemak akan menyebabkan kandungan kolesterol dalam darah Anda meningkat.

4. Berat Badan. Perhatikan berat badan sehingga Anda dapat terhindar dari obesitas.

5. Konsumsi Air Putih. Mengonsumsi air putih yang cukup, menghidari konsumsi jamu atau herbal yang tidak jelas, menghidari konsumsi obat-obatan secara sembarangan (tanpa resep dokter) merupakan hal sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi potensi munculnya penyakit ginjal.

6. General Checkup. Gagal ginjal juga dapat dicegah melalui pemeriksaan kesehatan (medical checkup) secara rutin, termasuk pemeriksaan urin dan darah. Memeriksakan gangguan ginjal seperti kencing batu, prostat dapat mecegah munculnya gagal ginjal.
Incoming search terms:
sakit ginjal , pencegahan penyakit ginjal , cara mencegah penyakit ginjal , mencegah penyakit ginjal , PENYAKIT GINJAL , pencegahan gagal ginjal , cara mengatasi penyakit ginjal , cara pencegahan penyakit ginjal , cara mencegah gagal ginjal , mencegah sakit ginjal

sumber ; http://cakraningrat8.blogspot.com/2012/01/cara-mencegah-penyakit-ginjal.html

EKSOTISME MERCUSUAR PANTAI GOA CEMARA

 Menjumpai bangunan yang khas, tinggi menjulang, dan mengeluarkan cahaya yang sangat terang di malam hari sungguh membuat kami kagum. Bentuknya yang sederhana tak membuat mata bosan melihatnya. Ialah sebuah mercusuar, sebuah bangunan berbentuk tower yang tinggi menjulang, yang terletak di pesisir pantai.
Mercusuar tersebut merupakan salah satu dari mercusuar-mercusuar yang tersebar di beberapa titik lokasi sepanjang pesisir pantai di Indonesia. Kami menemukannya secara tidak sengaja, ketika sedang dalam perjalanan dari pantai Kwaru, Bantul menuju ke Yogyakarta. Waktu itu kami sedang dalam perjalanan pulang ke kota Yogyakarta dan menemukan sebuah plang bertuliskan pantai Goa Cemara, hingga akhirnya kami memutuskan untuk menyambangi pantai tersebut.
Pantai Goa Cemara merupakan pantai yang curam, dengan ombak yang besar dan cukup ganas. Sebuah hutan cemara yang lebat membuat lokasi pantai menjadi sangat indah dan nyaman, terutama bila kita berada di sana pada siang hari yang terik.
Kembali ke menara mercusuar. Di ujung timur pantai Goa Cemara ini berdiri kokoh sebuah menara mercusuar yang telah dibangun sejak tahun 1970-an. Lebih tepatnya, menara ini terletak di pantai Pandansari, Bantul, Yogyakarta. Agar Anda bisa masuk dan naik menuju ke atas menara ini, hubungi petugas jaga yang menempati rumah di komplek mercusuar, di pojok paling kanan dari pintu masuk.
Meskipun fungsi menara ini adalah untuk navigasi para nelayan, namun Anda bisa menjadikannya sebagai alternatif lokasi wisata yang cukup asyik, karena letaknya yang cukup dekat dengan kota Yogyakarta. Hanya kurang lebih 30 kilometer dari kota Yogyakarta.
Rute jalan yang bisa Anda lalui bila “start” dari kota Yogyakarta adalah:
Pertama, kota Yogyakarta, melalui jalan parangtritis, terus ke arah selatan hingga Anda menemukan plang bertuliskan Rumah Sakit Elisabeth/Ganjuran, kemudian belok kanan menuju Ganjuran, terus saja hingga jalan “mentok” bertemu jalan bantul (arah pantai Samas), dan selanjutnya Anda belok ke kiri, terus saja sampai ke gerbang masuk pantai Samas. Kurang lebih 500 meter dari gerbang ada persimpangan jalan, bila ke kiri/terus akan menuju ke pantai Samas, ke kanan menuju pantai Pandansari, Goa Cemara, Kwaru. Posisi Mercusuar ada di pantai Pandansari. Dua pilihan bagi Anda, pergi ke pantai Goa Cemara lebih dahulu, dan merasakan keteduhan pepohonan cemara, atau menikmati mercusuar di pantai Pandansari, kemudian setelah puas melanjutkan perjalanan ke pantai Goa Cemara dan Kwaru. Perlu diingat, jarak antar pantai ini relatif dekat, banyak waktu bisa Anda lokasikan untuk memotret pemandangan di sepanjangan jalan. (Catatan, banyak pemandangan indah persawahan)
Kedua, dari kota Yogyakarta Anda menuju kota Bantul, terus saja ke arah selatan/Ganjuran. Tidak usah belok kiri ke Ganjuran tetapi Anda terus saja ke arah selatan, kira-kira 3 Km hingga menemukan plang di kiri jalan bertuliskan belok kanan pantai Goa Cemara. Belok kanan dan susuri pedesaan dan persawahan yang asri dan indah, hingga menemukan plang bertuliskan pantai Goa Cemara dan pantai Kwaru. Terserah Anda, apakah akan ke pantai Kwaru kemudian pantai Goa Cemara, dan terakhir ke menara mercusuar, atau dibalik. Semua lokasi relatif dekat.
Melengkapi reportase kali ini, kami sajikan beberapa foto menara mercusuar, pantai Goa Cemara, hutan cemara, dan landsekap indah di sepanjang perjalanan. Selamat menikmati. Salam “jepret” :)

PANTAI CEMARA KUARU

Kuwaru, Cemara udang, Yogyakarta, PantaiPantai banyak membujur di sebelah selatan yogyakarta, Sangat indah pantai pantai di kawasan Yogyakarta ini sebutlah yang paling terkenal mungkin Pantai Parangtritis, mungkin karena pantai ini kaya dengan legendanya yang luar biasa. Namun ada satu pantai yang cukup unik tidak seperti pantai-pantai yang dijumpai di pesisir selatan yakni Pantai dengan keindahananya dan teduh karena banyak pohon cemara udangnya. Pantai tersebut di namai Pantai Kuwaru.
Lokasi Pantai Kuwaru terletak di sisi barat kota Bantul, tepatnya masuk wilayah Dusun Kuwaru, desa Poncosari, Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul. Jarak dari kota Yogyakarta sekitar 29 Km. Dari Kota Yogyakarta kea rah selatan menuju Kota Bantul sampai perempatan Palbapang ke barat sebelum Jembatan Srandakan belok keselatan. Saat ini sudah banyak petunjuk arah yang di pasang sehingga para pengunjung tidak kebingungan saat ingin menuju Pantai Kuwaru ini.
Dipantai ini juga dapat dijumpai banyak sekali warung makan yang menyajikan dengan menu beragam ada masakan hasil laut, dan lain-lain. Ada pula bermacam arena permainan; ada kolam renang, Motor ATV dengan harga sewa sekitar Rp. 25.000,- untuk 15 menit, kadang disisi paling timur banyak dijumpai orang memancing.
Karena Pantai ini tergolong baru di promosikan kepada public penataannya jadi belum maksimal, tapi pada dasarnya Pantai ini menawarkan satu tempat wisata yang indah dengan suasana yang berbeda dari pantai yang biasa kita temukan.
Saat ini masuk area pantai ini di kenai biaya sebesar

KEINDAHAN SUNSET PANTAI PARANGTRITIS

Ketika matahari sudah condong ke barat dan cuaca cerah, tibalah saatnya untuk bersenang-senang. Meskipun pengunjung dilarang berenang, Pantai Parangtritis tidak kekurangan sarana untuk having fun. Di pinggir pantai ada persewaan ATV (All-terrain Vechile), tarifnya sekitar Rp. 50.000 - 100.000 per setengah jam. Masukkan persneling-nya lalu lepas kopling sambil menarik gas. Brrrrooom, motor segala medan beroda 4 ini akan melesat membawa Anda melintasi gundukan pasir pantai.
Baiklah, ATV mungkin hanya cocok untuk mereka yang berjiwa petualang. Pilihan lain adalah bendi. Menyusuri permukaan pasir yang mulus disapu ombak dengan kereta kuda beroda 2 ini tak kalah menyenangkan. Bendi akan membawa kita ke ujung timur Pantai Parangtritis tempat gugusan karang begitu indah sehingga sering dijadikan spot pemotretan foto pre-wedding. Senja yang remang-remang dan bayangan matahari berwarna keemasan di permukaan air semakin membangkitkan suasana romantis.
Pantai Parangtritis juga menawarkan kegembiraan bagi mereka yang berwisata bersama keluarga. Bermain layang-layang bersama si kecil juga tak kalah menyenangkan. Angin laut yang kencang sangat membantu membuat layang-layang terbang tinggi, bahkan bila Anda belum pernah bermain layang-layang sekalipun.
Masih enggan untuk pulang walau matahari sudah terbenam? Tak lama lagi beberapa penjual jagung bakar akan menggelar tikar di pinggir pantai, kita bisa nongkrong di sana hingga larut malam. Masih juga belum mau pulang? Jangan khawatir, di Pantai Parangtritis tersedia puluhan losmen dan penginapan dengan harga yang terjangkau.

SUMBER : yogyes.com/parangtritis

TEORI BELAJAR

Dalam psikologi dan pendidikan, pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai proses yang menyatukan pengaruh kognitif, emosional, dan lingkungan dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan dalam pengetahuan seseorang, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia (Illeris, 2004; Ormrod, 1995). Hal ini juga dianggap sebagai cara di mana informasi diserap, diproses, dan disimpan. Teori Belajar adalah hipotesis rumit yang menggambarkan bagaimana sebenarnya prosedur ini terjadi. Teori belajar memiliki dua nilai utama menurut Hill (2002), Salah satunya adalah dalam menyediakan kita dengan kosa kata dan kerangka kerja konseptual untuk menafsirkan contoh pembelajaran yang kita amati. Yang lainnya adalah dalam mengusulkan dimana kita seharusnya mencari solusi untuk masalah praktis. Teori-teori tidak memberikan solusi, tetapi mengarahkan perhatian kita pada variabel yang penting dalam menemukan solusi.
Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis dari teori teori belajar ini, yaitu; (1)behaviorisme, (2) kognitivisme, dan (3) kontruktivisme. Secara garis besar, behaviorisme hanya berfokus pada aspek-aspek obyektif yang diamati pada proses pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan bagaimana otak bekerja dalam mempelajari sesuatu. Sedangkan teori konstruktivisme mengemukakan bahwa belajar sebagai proses saat peserta didik secara aktif membangun ide-ide baru dalam belajar.
Merriam dan Caffarella (1991) menyoroti empat pendekatan atau orientasi untuk belajar, yaitu; behavioris, cognitivist, humanis dan sosial/situasional. Pendekatan ini melibatkan ide yang bertentangan dengan tujuan dan proses pembelajaran dan pendidikan juga peran para pendidik dalam mengajar.

Teori Belajar Behavioristik

Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-respon, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon).
Ciri-Ciri Teori Behavioristik
  • Mementingkan faktor lingkungan
  • Menekankan pada faktor bagian
  • Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif
  • Sifatnya mekanis
  • Mementingkan masa lalu
Teori behaviouristik ini memiliki beberapa cabang teori yang menekankan pembelajaran pada titik yang berbeda-beda yaitu;
  1. Classical Conditioning oleh Ivan Pavlov yang menyimpulkan bahwa sesuatu yang di pelajari dapat di kembalikan kepada stimulus respon. Mendidik pada dasarnya adalah memberikan stimulus yang memberi respon sesuai yang kita inginkan. Hal ini di lakukan berulang – ulang agar hubungan stimulus dan respon semakin kuat.
  2. Teori Behaviorisme Watson,beliau mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Penganut aliran ini lebih suka memilih untuk tidak memikirkan hal – hal yang tidak bisa diukur, meskipun mereka tetap mengakui bahwa semua hal itu penting. Pendapat yang di kemukakan yaitu :
    • Teori stimulus dan respon. Apabila kita menganalisis tingkah laku yang kompleks, akan di temukan rangkaian unit stimulus dan respon yang disebut reflex. Stimulus merupakan situasi objektif dan respon merupakan reaksi subjektif individu terhadap stimulus.
    • Pengamatan dan kesan. Adanya kesan motoris di tujukan terhadap berbagai stimulus.
    • Perasaan, Tingkah laku dan Afektif. Di temukan tiga reaksi emosional yang di bawa sejak lahir, yaitu : takut, marah, dan cinta. Perasaan senag dan tidak senang merupakan reaksi senso motoris.
    • Teori berpikir. Berpikir harus merupakan tingkah laku senso motoris dan berbicara dalam hati adalah tingkah laku berfikir.
    • Pengaruh Lingkungan tehadap perkembangan individu. Reaksi instinktif atau kodrati yang di bawa sejak lahir jumlahnya sedikit sekali, sedangkan kebiasaan – kebiasaan yang terbentuk dalam perkembangan di sebabkan oleh latihan dan belajar.
  3. Operant Conditioning .Teori ini di pelopori oleh Skinner, dalam teori ini di sebutkan bahwa ada dua macam respon, yaitu :
    • Respondent response. Respon ini di timbulkan oleh perangsang – perangsang tertentu yang disebut electing stimuli yang sifatnya relative tetap dan terbatas serta hubungan antara stimulus dan respons sudah pasti sehingga kemungkinan untuk di modifikasi kecil, misalnya makanan yang menimbulkan air liur.
    • Operant response. Respon yang timbul dan berkembangnya di ikuti oleh perangsang–perangsang tertentu, yamg biasa di sebut dengan reinforcing stimuli atau reinforcer. Perangsang tersebut memperkuat respon yang telah dilakukan oleh organisme sehingga sifatnya mengikuti, misalnya saja seorang anak belajar, kemudian memperoleh hadiah sehingga ia akan lebih giat lagi belajar, berarti responnya menjadi lebih kuat / intensif. Respon ini merupakan bagian yang tebesar dari pada tingkah laku manusia dan kemungkinannya untuk di modifikasi tak terbatas. Titik berat teori Skinner adalah pada respon kedua ini.
  4. Teori Systematic Behavior Clark Hull. Mengemukakan konsep pokok teorinya yang sangat di pengaruhi oleh teori evolusi Darwin. Dia berpendapat bahwa tingkah laku seseorang berfungsi untuk menjaga kelangsungan hidup. Oleh karena itu, dalam teori Hull, kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis menempati posisi sentral. Menurut Hull, kebutuhan dikonsepkan sebagai dorongan (drive), seperti lapar, haus, tidur, dan sebagainya. Stimulus hampir selalu di kaitkan dengan kebutuhan biologis ini, meskipun menghasilkan respon yang berbeda–beda bentuknya. Teori ini tidak banyak dipakai dalam dunia praktis karena (1)dianggap terlalu kompleks dan sulit dimengerti, (2)idenya tentang proses internal dianggap abstrak dan sulit dibuktikan melalui eksperimen empiris, dan (3)partikularistic, usaha utk menggeneralisasi hasil eksperimen secara berlebihan, meskipun sering digunakan dalam berbagai eksperimen
  5. Teori Koneksionisme Thorndike. Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati. Meskipun aliran behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat diamati. Teori Thorndike ini disebut pula dengan teori koneksionismeProsedur eksperimennya ialah membuat agar setiap binatang lepas dari kurungannya sampai ke tempat makanan. Dalam hal ini apabila binatang terkurung, maka binatang itu sering melakukan bermacam kelakuan, seperti menggigit, menggosokkan badannya ke sisi kotak, dan cepat atau lambat binatang itu tersandung pada palang sehingga kotak terbuka dan binatang itu lepas ke tempat makanan.
  6. Teori Edwin Gutrie, mengemukakan teori kontinguiti yang memandang bahwa belajar merupakan kaitan asosiatif antara stimulus tertentu dan respon tertentu. Selanjutnya Edwin Guthrie berpendapat bahwa hubungan antara stimulus dan respon merupakan faktor kritis dalam belajar. Oleh karena itu, di perlukan pemberian stimulus yang sering agar hubungan menjadi lebih langgeng. Selain itu, suatu respon akan lebih kuat apabila respon tersebut berhubungan dengan berbagai macam stimulus. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki kebiasaan merokok sulit di tinggalkan. Hal ini dapat terjadi karena merokok bukan hanya berhubungan dengan satu macam stimulus, tetapi juga dengan stimulus lain seperti minum kopi.Guthrie juga mengemukakan bahwa hukuman memegang peranan penting dalam proses belajar. Menurutnya suatu hukuman yang di berikan pada waktu yang tepat, akan mampu mengubah kebiasaan seseorang.

 SUMBER www.Teori Teori Belajar - Sariyanta.htm

Kamis, 01 November 2012

Pertolongan Pertama pada Patah Tulang

Alat gerak yang terdiri dari tulang, sendi, jaringan ikat dan otot pada manusia sangat penting. Setiap cedera atau gangguan yang terjadi pada sistem ini akan mengakibatkan terganggunya pergerakan seseorang untuk sementara atau selamanya. Gangguan yang paling sering dialami pada cedera otot rangka adalah patah tulang. Pengertian patah tulang ialah terputusnya jaringan tulang, baik seluruhnya atau hanya sebagian saja.
Penyebab
Pada dasarnya tulang itu merupakan benda padat, namun masih sedikit memiliki kelenturan. Bila teregang melampau batas kelenturannya maka tulang tersebut akan patah. Cedera dapat terjadi sebagai akibat:
  1. Gaya langsung. Tulang langsung menerima gaya yang besar sehingga patah.
  2. Gaya tidak langsung. Gaya yang terjadi pada satu bagian tubuh diteruskan ke bagian tubuh lainnya yang relatif lemah, sehingga akhirnya bagian lain iilah yang patah. Bagian yang menerima benturan langsung tidak mengalami cedera berarti
  3. Gaya puntir. Selain gaya langsung, juga tulang dapat menerima puntiran atau terputar sampai patah. Ini sering terjadi pada lengan.
Mekanisme terjadinya cedera harus diperhatikan pada kasus-kasus yang berhubungan dengan patah tulang. Ini dapat memberikan gambaran kasar kepada kita seberapa berat cedera yang kita hadapi.
Gejala dan Tanda Patah Tulang
Mengingat besarnya gaya yang diterima maka kadang kasus patah tulang gejalanya dapat tidak jelas. Beberapa gejala dan tanda yang mungkin dijumpai pada patah tulang:
  1. Terjadi perubahan bentuk pada anggota badan yang patah. Seing merupakan satu-satunya tanda yang terlihat. Cara yang paling baik untuk menentukannya adalah dengan membandingkannya dengan sisi yang sehat.
  2. Nyeri di daerah yang patah dan kaku pada saat ditekan atau bila digerakkan.
  3. Bengkak, disertai memar / perubahan warna di daerah yang cedera.
  4. Terdengar suara berderak pada daerah yang patah (suara ini tidak perlu dibuktikan dengan menggerakkan bagian cedera tersebut).
  5. Mungkin terlihat bagian tulang yang patah pada luka.
Pembagian Patah Tulang
Berdasarkan kedaruratannya patah tulang dibagi menjadi 2 yaitu:
  1. Patah tulang terbuka
  2. Patah tulang tertutup
Yang membedakannya adalah lapisan kulit di atas bagian yang patah. Pada patah tulang terbuka, kulit di permukaan daerah yang patah terluka. Pada kasus yang berat bagian tulang yang patah terlihat dari luar. Perbedaannya adalah jika ada luka maka kuman akan dengan mudah sampai ke tulang, sehingga dapat terjadi infeksi tulang. Patah tulang terbuka termasuk kedaruratan segera.
Pembidaian
Penanganan patah tulang yang paling utama adalah dengan melakukan pembidaian. Pembidaian adalah berbagai tindakan dan upaya untuk mengistirahatkan bagian yang patah.
Tujuan pembidaian
  1. Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung tulang yang patah.
  2. Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah.
  3. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah.
  4. Mengurangi rasa nyeri.
  5. Mempercepat penyembuhan
Beberapa macam jenis bidai:
1. Bidai keras
Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain yang kuat dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan sempurna dalam keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang memenuhi syarat di lapangan. Contoh: bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.
2. Bidai traksi
Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha. Contoh: bidai traksi tulang paha.
3. Bidai improvisasi.
Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan improvisasi si penolong. Contoh: majalah, koran, karton dan lain-lain.
4. Gendongan/Belat dan bebat.
Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela (kain segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cedera. Contoh: gendongan lengan.
Pedoman umum pembidaian
Membidai dengan bidai jadi ataupun improvisasi, haruslah tetap mengikuti pedoman umum sebagai berikut:
  1. Sedapat mungkin beritahukan rencana tindakan kepada penderita.
  2. Sebelum membidai paparkan seluruh bagian yang cedera dan rawat perdarahan bila ada.
  3. Selalu buka atau bebaskan pakaian pada daerah sendi sebelum membidai, buka perhiasan di daerah patah atau di bagian distalnya.
  4. Nilai gerakan-sensasi-sirkulasi (GSS) pada bagian distal cedera sebelum melakukan pembidaian.
  5. Siapkan alat-alat selengkapnya.
  6. Jangan berupaya merubah posisi bagian yang cedera. Upayakan membidai dalam posisi ketika ditemukan.
  7. Jangan berusaha memasukkan bagian tulang yang patah.
  8. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang diukur lebih dulu pada anggota badan penderita yang sehat.
  9. Bila cedera terjadi pada sendi, bidai kedua tulang yang mengapit sendi tersebut. Upayakan juga membidai sendi distalnya.
  10. Lapisi bidai dengan bahan yang lunak, bila memungkinkan.
  11. Isilah bagian yang kosong antara tubuh dengan bidai dengan bahan pelapis.
  12. Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar.
  13. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sendi yang banyak bergerak, kemudian sendi atas dari  tulang yang patah.
  14. Selesai dilakukan pembidaian, dilakukan pemeriksaan GSS kembali, bandingkan dengan pemeriksaan GSS yang pertama.
  15. Jangan membidai berlebihan.
Pertolongan cedera alat gerak




  1. Lakukan penilaian dini. Kenali dan atasi keadaan yang mengancam jiwa. Jangan terpancing oleh cedera yang terlihat berat.
  2. Lakukan pemeriksaan fisik.
  3. Stabilkan bagian yang patah secara manual, pegang sisi sebelah atas dan sebelah bawah cedera. Jangan sampai menambah rasa sakit penderita.
  4. Paparkan seluruh bagian yang diduga cedera.
  5. Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada.
  6. Siapkan semua peralatan dan bahan untuk membidai.
  7. Lakukan pembidaian.
  8. Kurangi rasa sakit dengan cara mengistirahatkan bagian yang cedera, mengompres es pada bagian yang cedera (khususnya pada patah tulang tertutup) dan membaringkan penderita pada posisi yang nyaman.

sumber :
http://muhammadyusuffirdaus.wordpress.com/2012/01/29/dasar-dasar-pertolongan-pertama-pada-patah-tulang/

http://www.google.com/imgres?um=1&hl=en&biw=1366&bih=638&tbm=isch&tbnid=6N-cZqxEWm-DkM:&imgrefurl=http://rahyussalim.multiply.com/journal%3F%26page_start%3D100&docid=q1FwA6S0adIXNM&imgurl=http://images.rahyussalim.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/Rk81iwoKCokAAANkJ201/ujang%252520file%252520kecil%252520xray%25252001.jpg%253Fet%253Dk3AyLJAQ8qj%25252CFtd%25252Ch1ptsw&w=170&h=300&ei=9ouSULepO4LlrAfA-oHQCg&zoom=1&iact=hc&vpx=1165&vpy=266&dur=1432&hovh=240&hovw=136&tx=104&ty=170&sig=110300376697163803955&page=1&tbnh=142&tbnw=82&start=0&ndsp=21&ved=1t:429,i:107