Hampir 25% orang yang menderita diabetes tidak menyadari jika mereka menderita penyakit tersebut.
Semua
orang yang berusia lebih dari 45 tahun, memiliki berat badan berlebih,
atau memiliki riwayat keluarga menderita diabetes memiliki risiko
terkena diabetes tipe-2.
Berikut adalah tips mengurangi faktor risiko diabetes
tipe-2:
1. Menurunkan berat badan.
Salah satu cara untuk mengurangi faktor risiko diabetes adalah dengan menurunkan berat badan.
Orang
yang berusia lebih dari 45 tahun dan memiliki kelebihan berat badan
(overweight), maka risiko menderita diabetes akan meningkat secara
drastis.
2. Olahraga rutin.
Lakukan
olahraga minimal tiga sampai empat kali dalam seminggu. Olahraga
merupakan salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan untuk mengurangi
faktor risiko diabetes.
Olahraga secara rutin akan membantu tubuh menggunakan insulin dan memroses glukosa lebih baik.
3. Periksa tekanan darah, kadar kolesterol, dan kadar HDL.
Lakukan pemeriksaan tekanan darah, kadar kolesterol, dan kadar HDL secara rutin.
Jika tekanan darah tinggi, kadar kolesterol lebih dari 200, dan kadar HDL kurang dari 35, maka Anda berisiko terkena diabetes.
Konsultasikan
dengan dokter tentang program diet dan olahraga yang paling tepat.
Perubahan kecil dalam diet dan olahraga dapat mengurangi faktor risiko
diabetes secara signifikan.
4. Mengetahui riwayat kesehatan keluarga.
Jika
seseorang dalam keluarga, misalnya orangtua atau saudara kandung ada
yang menderita diabetes, maka risiko terkena diabetes akan meningkat.
Diabetes juga lebih sering terjadi pada penduduk asli Amerika, Afrika Amerika, Latin, dan Asia Amerika.
Jika
seseorang secara genetik memiliki kecenderungan terkena diabetes, maka
pastikan untuk memperhatikan pola makan, melakukan olahraga, dan
pemerikasaan kesehatan secara teratur untuk mengurangi faktor risiko
diabetes.
5. Lakukan pemeriksaan diabetes.
Jika memiliki risiko terkena diabetes, lakukanlah uji atau pemeriksaan diabetes sebelum mengalami gejala diabetes.
Beberapa gejala diabetes diantaranya adalah haus yang berlebihan, luka yang tak kunjung sembuh, dan sering buang air kecil.
Jika seseorang
memiliki risiko diabetes dan menunggu sampai mengalami gejala diabetes,
maka pengobatan diabetes tidak akan bekerja sebaik jika melakukan
pengobatan dan perawatan sebelumnya.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar